PETA KONSEP
A. PENDAHULUANVirus atau malware adalah momok yang paling
menakutkan bagi alat-alat elektronik seperti komputer, laptop, atau smartphone.
Apabila alat-alat elektronik tersebut terserang virus maka fungsinya menjadi
terganggu. Oleh sebab itu untuk mencegah dari serangan virus maka kita
menggunakan program penangkal berupa antivirus. Sama seperti alat-alat
elektronik tersebut tubuh kita juga sangat rentan terserang oleh benda-benda
asing yang dapat menimbulkan berbagai penyakit sehingga tubuh kita pun
membutuhkan sistem pertahanan tubuh yang sama dianalogikan dengan antivirus.
Tubuh kita memiliki sistem pertahanan yang berlapis-lapis, setidaknya terdapat
tiga lapis pertahanan yang ditiap bagiannya memiliki jenis dan mekanisme yang
berbeda-beda. Bagaimana cara tubuh kita menghadapi serangan-serangan bibit
penyakit yang berusaha masuk ke dalam tubuh? mari kita pelajari bersama.
B. PERTAHANAN NON SPESIFIK
Pertahanan tubuh non spesifik
telah dimiliki seseorang semenjak ia lahir. Pertahanan ini disebut non spesifik
karena bekerja dengan menyerang segala macam jenis antigen yang masuk ke dalam
tubuh. Respon yang diberikan juga bersifat langsung dan cepat. Pertahanan tubuh
non spesifik terbagi menjadi dua yaitu, pertahanan lapis pertama atau
pertahanan tubuh non spesifik eksternal dan pertahanan lapis kedua atau
pertahanan tubuh non spesifik eksternal.
1. Pertahanan Lapis
Pertama
Pertahanan tubuh lapis pertama adalah
benteng terluar dari tubuh kita untuk menghadapi berbagai jenis antigen baik
berupa bakteri, virus, ataupun mikroorganisme lainnya. Pertahanan tubuh lapis
pertama disebut juga pertahanan tubuh non spesifik eksternal. Pertahanan ini terdiri dari pertahanan fisik,
kimia, dan mekanis.
|
Sumber:
depositphoto.com Gambar 9.2
Jenis pertahanan lapis pertama tubuh manusia
|
Kulit adalah salah satu pertahanan fisik
yang bertugas mencegah bibit penyakit untuk dapat dengan mudah masuk ke dalam
tubuh kita. Susunan sel-sel epitel kulit yang berlapis dan juga rapat
mengakibatkan kulit sulit untuk ditembus oleh mikroorganisme. Keratin yang
melapisi epitel kulit juga tahan terhadap asam, basa, racun, dan enzim yang
dihasilkan oleh bakteri.
Beberapa
bagian tubuh yang memiliki celah untuk mikrorganisme dapat masuk ke dalam tubuh
seperti mulut, hidung, dan telinga terspesialisasi dengan menghasilkan lendir
atau mukus. Cairan kental ini dapat menjebak mikrooganisme dan
partikel-partikel lain yang berusaha masuk ke dalam tubuh.
Sekresi
mukus pada organ-organ tersebut juga mengandung senyawa kimia yang menciptakan
lingkungan yang tidak bersahabat bagi mikroorganisme. Pada air mata dan air
liur terdapat lisozim yang dapat menghancurkan sel-sel bakteri. Hasil sekresi
dari kelenjar keringat dan minyak menjadikan pH kulit manusia bersifat asam
sehingga mampu mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
Pertahanan mekanis diperankan oleh silia yang
terdapat pada saluran pernapasan. Silia ini menyapu mikroorganisme yang
terjebak di dalam mukus dan mendorongnya ke luar guna mencegah infeksi pada
paru-paru.
2. Pertahanan Lapis
Kedua
Setiap harinya tubuh kita terancam diinvasi oleh
jutaan mikroorganisme, meskipun sudah ada pertahanan tubuh lapis pertama tetapi
hal tersebut tidaklah cukup. Tetap ada saja mikroorganisme yang berhasil masuk
ke dalam tubuh. Untuk itu kita memiliki pertahanan
lapis kedua yang diperankan oleh sel-sel fagositik, protein antimikroba, respon
peradangan, dan sel-sel pembunuh alami.
Nah, untuk lebih jelasnya, Anda silahkan baca dan pahami dengan baik uraian materi lengkap tentang sistem pertahanan tubuh manusia pada tautan link di bawah ini:
Tidak ada komentar
Jangan lupa tinggalkan komentar disini